Benarkah Hadist Menuntut Ilmu Sampai Ke Cina? Begini Kata Prof Quraish Shihab

- Jumat, 18 Februari 2022 | 15:26 WIB
prof. quraish shihab dan najwa shihab berbincang tentang China (beritajowo 01)
prof. quraish shihab dan najwa shihab berbincang tentang China (beritajowo 01)

Portal Banyuwangi – Setiap muslim wajib memercayai hadist berdasarkan ilmu. Pakar Tafsir Alquran, Prof Dr Quraish Shihab mengingatkan agar kita menerima hadist dari orang yang dikenal berilmu dan dengan sanad yang jelas.

Ia menegaskan hadist yang menerangkan untuk mentuntut ilmu hingga ke Cina, merupakan hadist yang salah. “Itu bukan hadist Nabi. Banyak orang yang melupakan kelanjutannya,” ujar Prof Dr Quraish Shihab seperti dilansir Portal Banyuwangi dari YouTube Najwa Shihab, Jumat 18 Februari 2022.

Menurut Quraish Sihab, hadist yang benar terkait hal itu adalah tuntutlah ilmu di mana saja, walau sampai jauh ke negeri Cina. Karena menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. “Jadi, fokusnya bukan belajar di negeri Cina. Tapi hal itu menerangkan tempat yang sangat jauh,” jelasnya.

Baca Juga: Apa Benar Kisah Dzul Qarnain Itu di China? Ini Tanggapan Prof Quraish Shihab

Quraish Shihab mengatakan bahwa pernyataan tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina termasuk hadist yang tidak bisa dipercaya karena tidak dikenal atau pembohong.

Kendati begitu, belajar dari dunia luar terkait hal ihwal kebaikan terutama dari peradaban cina tidak ada larangan. Bahkan, ulama kondang ini menjelaskan bahwa hubungan Islam dengan Cina pernah terjadi di masa lalu.

Dalam bincang santai dengan putrinya Najwa Shihab, Quraish Shihab mengangkat tema peradaban Cina karena berkaitan dengan perayaan Imlek. Interaksi Islam dan Cina berlangsung sejak masa kekhalifahan Umar Bin Khatab.

Baca Juga: Yuk Buruan Daftar! Kartu Prakerja Gelombang 23 Tahun 2022 Resmi Dibuka, Ini Caranya

Cina dan Islam memiliki kesamaan dalam penanggalan, yaitu menggabungkan penanggalan berdasarkan bulan dan matahari. Ucapan selamat Imlek pada orang Cina, menurutnya tidak masalah, namun dengan catatan namun tetap tidak menyetujui hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

“Imlek itu tidak masalah. Hanya saja ada budaya-budaya yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Bukan hanya Imlek atau Cina. Di masyarakat Barat juga ada, di masyarakat Islam sendiri juga ada,” jelasnya.

Sudah sejak lama Cina dikenal melalui perdagangan jalur Sutra. Cina memiliki peradaban yang tinggi.  Hubungan antara Islam dan Cina itu sudah akrab. Ada hubungan kemanusiaan. Ada pendakwah Islam dari Cima yang datang ke Indonesia.

Baca Juga: Banyak Yang Melewatkan Sholat Sunnah ini, Padahal Pahalanya Lebih Besar dari Sholat Tarawih

Sejak zaman Nabi, sudah banyak orang yang pergi ke negeri Cina. Mereka itu di antaranya adalah Saad bin Waqash, sahabat Nabi dan anaknya Halimah Sa’diyah.

Jangan pernah menggenelarisir suatu bangsa. Setiap bangsa ada yang baik dan ada yang buruk! Jadi, kita harus bisa saling menghormati kepercayaan dan budaya orang lain.***

Halaman:

Editor: Mega Ayu Lestari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X