Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Mahfud MD: Sudah Diusulkan Pertandingan Sore, Tapi Tidak Dilakukan

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 13:23 WIB
Mahfud MD sebut pertandingan Arema vs Persebaya sudah diusulkan digelar sore hari (Foto: mohmahfudmd/Instagram)
Mahfud MD sebut pertandingan Arema vs Persebaya sudah diusulkan digelar sore hari (Foto: mohmahfudmd/Instagram)
 
Portal Banyuwangi - Kerusuhan yang terjadi pasca pertandingan antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, telah memakan banyak korban jiwa.
 
Tidak main-main, terdapat ratusan korban jiwa, pasca pertandingan antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
 
Dikutip Portal Banyuwangi dari Antara, total hingga berita ini diturunkan terdapat 127 korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut.
 
Sebanyak 125 korban jiwa berasa dari suporter, dan 2 korban jiwa dari pihak Kepolisian.
 
 
"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta dalam pernyataan resmi.
 
Menkopolhukam, Mahfud MD, dalam unggahan melalui Instagram pribadinya menyangkan kejadian yang terjadi di Kanjuruhan Malang.
 
"Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," ujar Mahfud MD melalui Instagram pribadinya @mohmahfudmd.
 
Mahfud MD juga menjelaskan bahwa jauh hari sebelum pertandingan dimulai sudah ada koordinasi antara aparat dengan penyelenggara.
 
 
Terdapat beberapa usulan antara lain, pertandingan agar digelar sore hari dan jumlah penonton disesuaikan 38.000. 
 
Namun disesalkan usul tersebut tidak dilakukan oleh pihak Panitia Pelaksana.
 
"Usul-usul tidak dilaksanakan Panitia Pelaksana yang tampak bersemangat. Pertandingan tetap dilangsukan malam dan tiket yang dicetak jumlah 42.000," ungkap Mahfud.
 
Mahfud pun menegaskan bahwa kerusahan terjadi bukan antara kedua pihak suporter.
 
 
Berdasarkan berbagai sumber yang beredar. Kerusuhan terjadi berawal dari hasil kekalahan yang diterima Arema.
 
Kemudian, beberapa suporter memaksa masuk ke Lapangan untuk mengungkapkan kekecewaannya terhadap official Arema.  
 
Melihat situasi yang tidak kondusif, Polisi menembakan gas air mata ke arah suporter.
 
Sehingga membuat para suporter saling berhimpitan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan. 
 
 
Tragedi pasca pertandingan BRI Liga 1 antara Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban jiwa di ranah persepakbolaan Indonesia.***

Editor: Mohammad Syahid Satria

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X