Wajib Tau! 5 Kota Tertua Di Indonesia, Lebih Dari Satu Abad Usianya

Portal Banyuwangi - Indonesia memiliki jejak sejarah panjang sebelum kemerdekaannya. Sebelum Indonesia merdeka di tahun 1945, Indonesia telah memiliki kota atau wilayah yang telah berdiri sendiri sebelumnya.

Jika usia negara Indonesia telah mencapai 77 tahun, maka ada beberapa kota tertua di Indonesia yang usianya jauh lebih tua dibandingkan usia negara Indonesia.

Tak mengherankan sebenarnya, mengingat jauh sebelum Indonesia merdeka telah terbentuk kota atau wilayah yang hingga kini mengalami pergantian nama.

Setidaknya terdapat lima kota tertua di Indonesia, bahkan usianya jauh lebih tua  dibandingkan Indonesia. Apa saja? Berikut 5 kota tertua di Indonesia, cek selengkapnya.

Baca Juga: 4 Waterpark Banyuwangi Paling Recommended untuk Wisata Keluarga, Ada Umbul Bening dan Taman Suruh

1. Palembang

Kota tertua di Indonesia yang pertama ada kota Palembang yang berada di Sumatera Selatan. Saat ini usia kota Palembang telah mencapai 1337 tahun loh. Tua sekali kan.

Usia kota Palembang didasarkan dari catatan tanggal di prasasti Kedukan Bukit yang bertanggal 16 Juni 683 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah, kota Palembang didirikan oleh penguasa Sriwijaya.

Nama Palembang sendiri berasal dari bahasa Melayu, yaitu Pa atau Pe yang bermakna penunjuk suatu keadaan atau tempat, dan Lembang yang berarti lemah akar yang terus membengkak karena terendam air. Nama ini sesuai dengan topografi kota Palembang yang memang dikelilingi bahkan terendam air.

2. Salatiga

Kota tertua di Indonesia selanjutnya ada kota Salatiga yang berada di provinsi Jawa Tengah, tepatnya berada di tengah-tengah kabupaten Semarang dan dikelilingi oleh Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Pegunungan Gajah Mungkur.

Baca Juga: 5 Ritual Unik Yang Hanya Ada Di Indonesia, No 3 Dari Banyuwangi!

Asal usul salah satu kota tertua di Indonesia ini didasarkan kepada adanya prasasti Plumpungan. Prasasti Plumpungan tersebut berupa sebuah batu besar yang berada di dukuh Plumpungan, Kel. Kauman Kidul, Kec. Sidorejo.

Prasasti tersebut berisi ketetapan hukum status tanah suatu daerah yang disebut sebagai perdikan. Pemberian status diberikan oleh Raja yang berkuasa berkat jasa desa sehingga daerah perdikan akan diberi hak khusus untuk dibebaskan dari upeti atau pajak.